Senin, 06 September 2010

Basic Life Support



Basic Life Support

Menyelamatkan nyawa itu terbatas.


Artikel ini dibuat dengan hasil membaca dari beberapa web dan blog di internet mengenai P3K, kaitannya dengan Y*ML saat ini kita belum ada semacam pelatihan atau pengetahuan yang baik dan benar tentang P3K, karena saya sendiri tidak punya latar belakang hal tersebut. Waktu kecil dolo ..halah di kepanduan (pramuka) ada diajarkan P3K ..jadi yaa lupa2 inget gitu dech. Mungkin kopdar depan saya akan bawa Bro Nana untuk kopdar dan memberikan pelatihan P3K. Barusan saya telp dia bersedia memberikan pelatihan tersebut.

Saya sering melihat ketika ada kejadian kecelakaan di jalan banyak sekali para penolong kecelakaan yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga si korban bukannya selamat malah tambah parah apabila para penolong tidak mengetahui prosedur yang benar pada kecelakaan. hehehehehe jangan sembarangan buka helm pada korban kecelakaan jika anda tidak mengerti… ada tahap-tahap yang harus dilakukan.

dibawah ini hasil copy paste :

Sebelum menenangkan korban tentunya kita wajib menenangkan diri sendiri dulu, jadi majulah serta berbicara pada korban tanpa menonjolkan kepanikan, hal ini penting untuk membuat korban merasa safe dan lukanya dapat diatasi, bukan akhir segalanya. Perdarahan sendiri diatasi dengan cara menekan sumber perdarahannya dengan kuat selama beberapa waktu, dengan menggunakan kain yang relatif bersih. Selanjutnya untuk mengoptimalkan penghentian perdarahan, bagian tubuh yang berdarah contohnya kaki kanan, maka ditinggikan (diangkat) dengan cara mengganjal kaki kanan saat penderita ditidurkan.

Jika perdarahan masih berlangsung, ikatlah pangkal kaki kanan tersebut dengan kain yang cukup lebar (jangan yang sempit dan menekan terlalu keras) serta kirim pasien ke UGD terdekat dalam posisi kaki agak diangkat selama dalam transportasi. Jangan pernah membubuhkan luka dengan serbuk apapun seperti kopi, bedak atau apapupun karena perbuatan itu justru mendatangkan resiko perlambatan penyembuhan serta infeksi. Penyebab resiko berbahaya pada penderita perdarahan adalah kehabisan darah sehingga sistem jantung-sirkulasi gagal beredar dengan cukup. Jadi infus adalah penting pada perdarahan yang nyata, oleh karena itu sistem transportasi yang baik ke rumah sakit terdekat diperlukan.

Penderita yang tidak sadarkan diri penanganannya relatif berbeda dan darurat. Ketika menghadapi penderita semacam ini, yang pertama dilakukan adalah cek kesadaran penderita, misalnya menepuk-nepuk bahu sambil memanggil namanya. Jika tidak ada respon, berarti penderita dalam penurunan kesadaran relatif berat (kecuali jika penderita habis minum alcohol jumlah besar).

Selanjutnya penderita perlu dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, misalnya dari tengah jalan ke tepian bawah pohon yang rindang. Yang perlu diperhatikan adalah cara mengangkat penderita. Jangan pernah mengangkat penderita sendirian karena hal itu menyebabkan kepala penderita terkulai ke belakang saat diangkat. Hal ini sangat berbahaya! Penderita dengan luka pada kepala, daerah tubuh bagian atas, atau lukamultipel (banyak tempat) harus selalu dianggap ada keterlibatan cedera tulang leher. Tulang leher itu melindungi persarafan bagi bernapas spontan,oleh karena itu jika memindahkan pasien secara sembrono tanpa menopang kepalanya, alih-alih menyelamatkan penderita tetapi malah menghantarkan ia lebih cepat ke dunia lain karena pernapasannya yang terhenti.

Berikutnya aturlah supaya massa tidak mengumpul di sekeliling korban, supaya udara segar dapat dihirup korban. Jangan lupa meminta seseorang menghubungi nomor ambulan darurat 118 atau langsung mempersiapkan transportasi sendiri ke RS terdekat.

Pada korban tidak sadar yang dibaringkan terlentang, umumnya lidah akan jatuh ke belakang dan menutupi kerongkongan akibatnya menutup jalan napas. Tanpa penutupan sebagian adalah terdengarnya suara seperti orang ngorok. Hal ini harus segera diatasi yaitu dengan cara mendongakkan kepala pasien dengan mengangkat dagunya. Posisi ini ditahan selama pasien terbaring. Tindakan selanjutnya memerlukan keahlian lebih lagi yaitu melihat, mendengarkan, dan merasakan apakah korban bernapas dengan cukup. Jika pernapasan tidak memadai, pernapasan buatan mulut ke mulut harus diberikan 2 kali. Lalu cek nadi di leher dilakukan, jika nadi absen segeralah kompresi dada 30 kali diikuti napas buatan lagi 2 kali, begitu seterusnya hingga pertolongan datang. Semua hal di atas harus dimulai sebelum memasuki menit ke-4 sejak kejadian, sebab tanpa napas lebih dari 4 menit, kematian sudah di ambang pintu, atau sudah terjadi kecacatan menetap pada otak.

Apabila korban masih bernapas spontan dan nadi cukup, maka cukup posisi kepala dongak saja yang penting kita pertahankan. Selain itu saat berbaring sebaiknya posisi kaki korban sedikit diangkat dengan diganjal semacam tas untuk memperlancar aliran darah balik ke jantung. Atau korban dapat diposisikan tiduran menyamping (pada satu sisi) dengan catatan tidak ada cedera leher.

Sebenarnya tanpa peralatan yang memadai dan obat-obatan, upaya kita dalam menangai korban yang cedera berat sangat terbatas, tetapi setidaknya kita sebagai manusia sudah melakukan kewajiban kita untuk mengasihi sesama semampu kita. Dan Anda tidak akan pernah menduga seberapa bahagia Anda jika pertolongan Anda itu berhasil menyelamatkan nyawa seseorang di tepi jalan karena tidak ada yang lebih indah dalam hidup Anda dibandingkan pernah menyelamatkan nyawa seseorang. Membunuh itu gampang, menyelamatkan nyawa itu terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar